Video Kekerasan Oknum TNI Pada Tersangka OPM Di Papua Youtube Asian Human Rights Commission AHRC. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia mendesak pemerintah mengusut kasus dugaan kekerasan yang terjadi di Kabupaten Puncak Jaya, Papua. Menurut Ketua Komnas HAM Ifdhal Kasim, berdasarkan investigasi sementara yang dilakukan Komisi, video itu benar. Berita sebelumnya, video youtube aksi penyiksaan militer TNI terhadap OPM Papua hanya rekayasa belaka. Link download video kekerasan TNI di Papua juga tersedia di posting tersebut.
Video youtube berjudul "Indonesia Military Ill-Treat and Torture Indigenous Papuans" itu ditayangkan sejak Sabtu lalu di Youtube oleh organisasi yang mengaku sebagai Asian Human Rights Commission. Namun, sejak Senin siang lalu, tayangan itu dihapus oleh Youtube karena memuat adegan kekerasan.
Diperkirakan, video itu direkam pada 12 April lalu. Berdasarkan laporan perwakilan Komnas HAM di Papua, saat ini korban diperkirakan sudah meninggal. "Korban penyiksaan dan kekerasan itu diduga bernama Kindeman Gire, pendeta sebuah gereja di Desa Hurage," kata Wakil Ketua I Komnas, Yoseph Adi Prasetyo.
Komnas HAM juga menduga pelaku kekerasan adalah aparat militer yang saat itu sedang bertugas melakukan operasi militer di sana. Saat pertengahan Maret lalu, jumlah anggota pasukan TNI ditambah sehubungan dengan gerakan Organisasi Papua Merdeka.
Ifdhal melanjutkan, Komnas bahkan memastikan bahwa dugaan tindak kekerasan tidak hanya dilakukan terhadap Kindeman. Berdasarkan catatan Komnas untuk tahun 2010, ada 11 kasus kekerasan di Puncak Jaya. "Memang ada pelanggaran hak asasi manusia di sana semenjak penambahan pasukan tersebut, yaitu penyiksaan, pembunuhan, penangkapan, pengusiran secara paksa,” kata Ifdhal.
Yoseph menambahkan, apabila ditemukan adanya pelanggaran, seharusnya dilakukan tindakan tegas. "Bukan hanya pelakunya, komandannya juga harus dihukum," katanya. Namun sampai saat ini belum ada tindakan tegas terhadap pelaku kekerasan.
Desakan senada juga diungkapkan oleh Wakil Ketua Komisi I Tubagus Hasanudin. Ia meminta pengunggah video melaporkan hal itu ke Komisi I. "Saya minta gambar yang asli. Saya menantang ini, bawa data-datanya untuk kami proses," katanya.
Ia mengaku sudah melihat tayangan video youtube kekerasan militer tni tersebut yang beredar di Internet. Berdasar pengamatannya, dia tidak bisa memastikan apakah pelakunya anggota TNI atau bukan. "Saya lihat tidak ada kesatuan di dalam situ. Uniformnya tidak lengkap. Tidak ada namanya juga, sudah diperbesar," katanya. Itu sebabnya, dia ragu pelakunya oknum TNI.
Meski demikian, pihaknya sudah meminta konfirmasi dari pihak TNI. "Panglima segera memerintahkan untuk pengecekan investigasi," katanya. Jika terbukti bahwa video itu bukan hasil rekayasa, Komisi I akan meminta TNI bertanggung jawab.
Ketika dimintai konfirmasi soal ini, Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono mengaku belum menonton tayangan itu. "Saya belum melihat videonya. Tapi saya sudah menugasi staf untuk mencari tayangan itu," katanya ketika dihubungi Senin lalu.
Ia juga belum bisa menentukan sikap terhadap tayangan itu. "Kami masih mencari tahu, saya belum bisa memutuskan apa-apa," katanya. tempointeraktif.com
video youtube, video youtube kekerasan tni di papua, video penganiayaan opm papua oleh tni, download video penyiksaan militer di papua, free video youtube kekerasan aparat tni opm papua irian, opm, organisasi papua merdeka, foto kekerasan opm papua, penyiksaan militer tni terhadap pelaku opm, ahrc, asian human rights commission, website asian human rights commission ahrc
Review Artikel: 100% based on 999 ratings. 999 user satisfaction.
No comments:
Post a Comment